Minggu, 08 Mei 2011

Perjuangan Seorang Ibu


         Matahari terbit belum sepenggalah bararti hari masih pagi. Embun-embun didedaunan masih menempel segar. Suasana di jalan sudah ramai, kendaraan lalu lalang dengan tujuannya masing-masing.
          Pukul 06.30 Bu Nisa sudah meninggalkan rumah menuju tempat kerja. Bu Nisa sosok ibu yang penuh kasih sayang, bertanggung jawab dan pekerja keras. Beliau bekerja untuk menembah kebutuhan rumah tangga.
          Dari pagi hingga malam beliau bekerja tanpa merasa lelah. Pagi hari beliau bekerja sebagai guru disalah satu sekolah dasar didesa yang agak jauh dari rumahnya. Pulang sekolah tugas rumah tangga masih menanti uluran tangan.
          Dengan sabar dan riang gembira pekerjaan itu dikerjakan sampai selesai. Maklum Ibu Nisa aadalah seorang janda yang ditinggal oleh suaminya. Suami beliau adalah seorang prajurit yang meninggal dimedan pertempuran waktu Indonesia mempertahankan Timor Timur.
          Putra Bu nisa dua orang, mereka membutuhkan biaya pendidikan yang mahal dan kebutuhan hidup makin hari makin tinggi maka Bu Nisa bertekad untuk bekerja keras demi putranya.
          Bagaimana sepak terjang BU Nisa agar kedua buah hatinya dapat sekolah kejenjang yang lebih tinggi ? beliau punya prinsip “Orang kalau mau bekarja keras jujur dan disiplin tentu Tuhan akan mengabulkan”.
          Oleh sebab itu sepulanh sekolah beliau membuka khursus bagi anak-anak yang membutuhkan. Hasil dari keringatnya itu dikirimkan untuk biaya sekolah anaknya.
          Anak pertama lulus sebagai sarjana Apoteker dan bekerja sebagai tenaga medis disalah satu rumah sakit negeri diluar Pulau Jawa. Karena waktu kecil punya cita-cita ingin berbakti kepada kedua orang tua bangsa dan negara. Dengan keahliannya itu ia dapat membantu rakyat menjadi sehat dan negara menjadi kuat.
          Putra Bu Nisa yang kedua adalah laki=laki ia diterima sebagai Taruna Angkatan Akabri Darat jadi ia dapat meneruskan cita-cita almarhum ayahnya untuk menjadi perwira yang dapat membela negara dari ancaman bangsa lain.
          Lega rasanya hati Bu Nisa karena tugasnya sudah selesai. Kedua putranya sudah bekerja dan sesuai cita-citanya. Kini Bu Nisa tinggal menikmati hasil jerih payahnya yang sudah bertahun-tahun. Bukan harta yang didapat tapi kepuasan batin putra kesayangannya hidupnya bahagia. Hanya doa dari orang tua yang dapat membuat anak bahagia.